Assalamualaikum
Hai readers…
Apa kabar ? Gimana puasanya lancarkan ? Kali ini aku mau share pengalaman aku saat berwisata ke Pulau Weh, Sabang. Pasti
semua udah pada tau kan kalau di Sabang itu terdapat Tugu Kilometer Nol
Indonesia. Yup belum lengkap rasanya kalau ke Sabang nggak ke Tugu Kilometer
Nol Indonesia ini. Sabang menjadi garda terdepan di sebelah barat Indonesia sehingga
membuat Sabang menjadi spesial.
Sepenggal lagu ciptaan R.Soeharjo, dengan judul
asli "Dari Barat Sampai ke Timur" kemudian diubah oleh Presiden
Soekarno menjadi "Dari Sabang Sampai Merauke" pada 6 Mei 1963,
"Dari Sabang sampai Merauke... berjajar pulau-pulau... sambung menyambung
menjadi satu... itulah Indonesia... Indonesia tanah airku... aku berjanji
padamu... menjunjung tanah airku... tanah airku Indonnesia". Sabang dan
Merauke merupakan dua kota di ujung paling barat dan paling timur Indonesia
yang sama-sama memiliki tugu Kilometer Nol.
Bila kita simak lirik lagu wajib tersebut, sarat dengan pesan persatuan, agar dari pulau yang satu mendukung pulau yang lain baik secara ekonomi maupun sosial budaya, pertahanan dan keamanan, yang menimbulkan rasa korsa kenusantaraan.
Tugu Nol Kilometer Indonesia atau biasa disebut
Monumen Kilometer Nol merupakan sebuah penanda geografis yang unik di
Indonesia. Hal ini berkaitan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari
Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Tugu ini nggak hanya menjadi penanda
ujung terjauh bagian barat di Indonesia tapi juga menjadi obyek wisata sejarah
bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Tugu Nol Kilometer Indonesia adalah tugu dengan
letak geografis yang berada pada Garis Lintang 05° 54' 21.42" LU dan Garis
Bujur 95° 13' 00.50" BT. Penentuan posisi geografis ini diukur oleh pakar
BPP Teknologi dengan menerapkan teknologi satelit Global Positioning System
(GPS).
Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan
Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5
km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29
kilometer atau sekitar 40 menit berkendara.
"Fakta Tugu 0 Kilometer Indonesia, sebenarnya
Tugu 0 Kilometer tidak dipancangkan persis di garis terluar sisi barat wilayah
Indonesia. Masih ada pulau di sisi paling barat Indonesia yaitu Pulau Lhee Blah,
Rondo, berupa pulau kecil di sebelah barat Pulau Breuh. Kemungkinan agar lebih
mudah di akses, oleh karena itu Titik 0 Kilometer di tempatkan di Sabang.
Namun, apa pun itu mari sama-sama menikmati, menjaga, melestarikan kedaulatan
NKRI bersama-sama, dari Sabang sampai Marauke. " tulis
Instagram @indoflashlight,
dikutip Sabtu (21/7/2018).
Tugu ini memiliki ketinggian bangunan sekitar
22,5 meter, namun menurut prasasti yang ada di tugu ketinggian bangunan
mencapai 43,6 meter dari atas permukaan laut. Tugu Kilometer Nol berbentuk
lingkaran berjeruji. Bagian tugu dicat putih dan bagian atas lingkaran
menyempit seperti mata bor. Puncak tugu ini terdapat patung burung Garuda
menggenggam angka nol dilengkapi prasasti marmer hitam yang menunjukkan posisi
geografisnya.
Tugu Kilometer Nol Indonesia - Sabang |
Sedangkan desain dari tugu sendiri memiliki beberapa filosofi, seperti empat pilar yang menjadi penyangga merupakan simbol batas-batas negara yaitu Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote. Sedangkan lingkaran besar yang ada di Tugu Kilometer Nol merupakan analogi dari angka 0. Ditemukan juga senjata rencong di tugu, yang menjadi simbol bahwa Aceh juga turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, juga terdapat ornamen berbentuk segi delapan yang menggambarkan landasan ajaran Islam, kebudayaan Aceh dan Nusantara dalam lingkup yang luas sesuai 8 penjuru mata angin.
Di lantai pertama monumen terdapat sebuah pilar bulat dan terdapat prasasti peresmian tugu yang ditandatangani Wakil Presiden, Try Sutrisno, pada 9 September 1997.
Di lantai kedua terdapat beton persegi
empat dimana tertempel dua prasasti yaitu prasasti pertama ditandatangani
Menteri Riset dan Teknologi BJ. Habibie 24 September 1997. Dalam prasasti itu
bertuliskan penetapan posisi geografis Indonesia diukur pakar BPP Teknologi
dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS). Di puncak monumen
berdiri tegak patung Garuda Pancasila mencengkram angka nol dengan kakinya.
Tugu Kilometer Nol di Sabang memiliki
kembaran, yaitu di Merauke, tepatnya di Distrik Sota, Kabupaten Merauke, sekira
75 kilometer dari pusat Kota Merauke dan tiga kilometer dari Tugu perbatasan,
Ketika berkunjung ke Tugu Kilometer Nol Kota
Sabang, kita juga bisa naik keatas karena telah dibangun tangga dibadan tugu.
Saat berada di atas tugu, kita bisa melihat pemandangan alam Pulau Weh yang
menyajikan hamparan lautan luas, serta perbukitan hijau. Dari bagian depan tugu
ini, tepatnya di seberang jalan, kita bisa melihat pemandangan
menakjubkan dari Selat Malaka dan tebing di pinggiran Pulau Weh.
Pemandangan Selat Malaka Dari Atas Tugu Kilometer Nol - Sabang |
Pemandangan Selat Malaka Dari Pinggiran Tebing Pulau Weh, Berada Di Depan Tugu Kilometer Nol Indonesia (Berada Di Point View yang telah disediakan) |
Pemandangan Selat Malaka Dari Pinggiran Tebing Pulau Weh, Berada Di Depan Tugu Kilometer Nol Indonesia (Berada Di Point View yang telah disediakan) |
Perjalanan yang
Harus Ditempuh Ke Tugu Kilometer Nol Sabang
Bila kita ingin mengunjungi tugu maka
langsung menuju ke kota Banda Aceh. Sampai di kota Banda Aceh, kita langsung melanjutkan
perjalanan ke Pelabuhan Ulee Lheue. Sampai di pelabuhan kita harus naik kapal
feri dengan tujuan Pulau Weh. Biasanya kapal feri ini selalu stay disana
untuk mengangkut penumpang (ada waktu tertentu untuk keberangkatannya). Perjalanan
dengan kapal feri memakan waktu selama 45 menit.
Setelah sampai di Pulau Weh di
Pelabuhan Balohan, kemudian lanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan
kendaraan umum yang berada disana menuju wisata Tugu Kilometer Nol Sabang.
Perjalanan dari pelabuhan ke tugu memakan waktu kurang lebih satu jam.
Selama perjalanan dari Kota Sabang menuju
ke tugu ini, kita akan disuguhi keindahan alam Pulau Weh. Di sisi kanan berupa
hutan perbukitan yang nampak hijau dengan vegetasi yang rapat. Sedangkan sisi
kiri terlihat deretan pantai-pantai indah nan eksotis dan beberapa pulau yang
bakal membuat takjub mata yang
melihatnya. Jalan menuju Tugu Kilometer Nol juga berkelok-kelok tajam dan menanjak jadi kita
harus berhati-hati saat berkendara.
Sepanjang perjalanan terkadang kita masih dapat
menemukan hewan-hewan liar seperti ular, kera, anjing dan babi hutan yang masih
bebas berkeliaran. Di sisi kiri jalan, kita akan melintasi pos Pasukan Khas
(Paskhas) TNI AU yang menjadi garda terdepan pertahanan NKRI di perbatasan. Disepanjang jalan pintu masuk menuju tugu Kilometer Nol Indonesia banyak terdapat stand-stand orang berjualan souvenir khas Aceh, juga banyak terdapat orang berjualan makanan dan minuman, seperti air kelapa muda, rujak khas Aceh, dan masih banyak lagi makanan dan minuman lain, jadi setelah kita jalan-jalan dan berfoto ria kita bisa istirahat sambil menikmati makanan dan minuman, dan menikmati indahnya lautan di sepanjang pinggiran tebing Pulau Weh.
Pemandangan Dari Stand Penjual Makanan dan Minuman Di Pinggiran Tebing Pulau Weh |
Sekian
share pengalaman aku saat berwisata ke Tugu Kilometer Nol Sabang. Semoga
bermanfaat.
Love,
Komentar
Posting Komentar