Judul :
Menuju Baik Itu Baik
Penulis: Panji Ramdana
Penerbit : MDP Media
Jumlah Halaman : 225 Halaman
Penulis: Panji Ramdana
Penerbit : MDP Media
Jumlah Halaman : 225 Halaman
Sebagai para pencinta buku
pastinya tidak asing lagi dengan seorang penulis bernama Panji Ramdana. Yup,
Panji Ramdana telah menulis beberapa judul buku, diantaranya adalah buku yang
satu ini “Menuju Baik Itu Baik”. Buku yang mempunyai jumlah halaman 225 halaman
ini dirilis pada tahun 2016.
Isi dari buku ini merupakan
potongan-potongan cerita yang memiliki makna mendalam tentang arti kehidupan
yang dapat menjadi pelajaran bahwa kesendirian, kekecewaan, dan kesedihan tidak
selalu dimaknai dengan keterpurukan, melainkan bagaimana kita dapat mensyukuri
apa yang terjadi sebagai sebuah proses dalam menjalani kehidupan ini.
Baca Juga : Review Buku "Menikahimu Di Dunia, Berjodoh Hingga Surga"
Baca Juga : Review Buku "Menikahimu Di Dunia, Berjodoh Hingga Surga"
Selain potongan cerita yang
dikemas menggunakan bahasa yang memiliki feel yang mendalam, buku Menuju Baik
Itu Baik juga berisikan puisi-puisi yang memiliki kata-kata yang membuat
pembacanya tersentuh. Buku ini dapat memotivasi pembaca untuk lebih mencintai
diri sendiri, menghargai setiap proses yang terjadi dalam kehidupan, mensyukuri
apa yang telah dimiliki, dan memotivasi seseorang yang ingin berhijrah kearah
yang lebih baik.
Berikut beberapa quote-quote Panji
Ramdana yang sukses membuat baper pembacanya:
Baca Juga : Review Buku "You Are My Inspiration"
“Jika orang lain melihatmu
berbeda. Yakinlah, engkau tidak terlihat berbeda di hadapan Allah”
“Sebab jodoh tidak akan
tertukar, mungkin yang kita lakukan ssekarang adalah sedang menjaga jodohnya
orang lain. Karena itu, sudahilah hubungan tanpa ikatan itu. Bersabarlah dan
ikhlaskanlah.”
“Tidak akan ada hasil jika tidak
ada proses, dan bangkitku ini adalah proses hijrah awalku. Aku akan menghargai
setiap proses pada tiap detik yang kupunya. Karena jika aku tidak menghargai
setiap prosesku, maka hasil yang didapat tidak akan berharga.”
“Lupakanlah kesalahan ia yang
telah menyakitimu. Membuatmu kecewa dan tak habis pikir karenanya. Maafkanlah ia
yang telah mengingkari janjinya. Membuatmu berantakan dan tak sanggup lagi
menahan tangis. Menangislah jika itu dapat membuatmu nyaman. Tetapi janganlah
lupa, esok kan harus kembali ada senyum pelangi di bibir manismu itu.” (hal 12)
“Sebab ilmu itu tidak terbatas. Akan
terus selalu bertambah dan begitu teramat luas. Yang terbatas hanyalah
keinginan kita. Sejauh mana dan sampai mana kita ingin menimba ilmu itu. Jika sudah
merasa cukup maka cukup, jika belum, barulah itu yang disebut dengan pencarian
ilmu tanpa batas.” (hal 19)
“Bagiku hati yang terkuat adalah
hati seorang ibu. Ia akan mengalah untukmu dan selalu akan memaafkan
kesalahanmu. Ketahuilah, itu adalah cinta terbaik.” (hal 38)
“Sekeras-kerasnya hatiku, adalah
menjadi lembut karenamu yang telah melafalkan namaku di dalam setiap doamu. Terimakasih,
karena telah meluangkan waktu berhargamu untukku.” (hal 47)
“Mimpi kita gambaran kedalaman
cinta. Endapan rindu hasrat yang menggebu. Menyatu, dalam satu hati. Aku dan
kamu.” (hal 58)
“Hargailah prosesmu bukan
hasilmu. Menuju baik itu baik. Jika orang lain melihatmu berbeda.Yakinlah
engkau tidak terlihat berbeda di hadapan Allah.”
“Berlarilah ketika hatimu telah
yakin akan keputusanmu. Aku disini selalu
siap untuk membukakan pintu harapanmu. Sebab aku pun berharap, kau akan
menemuiku. Kita saling berharap, dan berdoa semoga ridho dari Nya akan datang
tepat diwaktu yang tepat. Untuk kita.” (hal 69)
Akan ada pada saatnya kita dipersatukan pada satu hari. Melihat lebih dalam tentang janji yang telah kuikrarkan. Kau tersenyum dengan secarik senyum yang baru kulihat. Adalah senyum terbaik di hari yang semoga tak akan pernah terulang kembali ini.
Akan ada pada saatnya kita dipersatukan pada satu hari. Melihat lebih dalam tentang janji yang telah kuikrarkan. Kau tersenyum dengan secarik senyum yang baru kulihat. Adalah senyum terbaik di hari yang semoga tak akan pernah terulang kembali ini.
“Saling diam, dan saling menjaga
dalam heningnya cinta. Perpisahan ini hanyalah sementara, jika aku dan kamu
meyakini takdir ini. Kita akan bertemu kembali di hari dan waktu yang tepat. Maukah
kamu menungguku ? “ (hal 97)
“Sebab hatiku bukan kayu,
melainkan langit yang maha luas. Namun kau harus tau. Langit pun pernah
menangis.” (hal 99)
Buku ini tidak dijual di toko buku. Tapi kita
dapat membelinya secara online dengan memesan langsung melalui penulis atau
penerbitnya, tentunya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk masa
order, atau melalui instagram @melodydalampuisi. Panji Ramdana telah menulis
beberapa buku yaitu, "You Are My Inspiration", "Ketetapan Terindah", dan yang
terbaru "Menggapai Impian".
Komentar
Posting Komentar