Review Novel “Aisyah (ra) – Wanita yang Hadir dalam Mimpi Rasulullah”


Assalamualaikum

Hai readers…

Kali ini aku mau review salah satu novel Islami best seller karya Sibel Eraslan, yaitu “Aisyah (ra) – Wanita yang Hadir dalam Mimpi Rasulullah”. Novel ini merupakan salah satu novel seri The Greatest Woman yang menceritakan para muslimah hebat yang dicatat sejarah.





Judul : Aisyah (ra), Wanita yang Hadir dalam Mimpi Rasulullah
Penulis : Sibel Eraslan
Penerjemah : Akhmaad Nur Ikhwan Taqwim
Penerbit : Kaysa Media
ISBN : 9789791479899
Tebal Buku : 438 Halaman


“Aisyah…“ panggilnya sekali lagi kepadaku. “Jika semua ucapan mengenai dirimu itu tidak benar, Allah pasti akan membersihkan dirimu dari fitnah ini. Tapi jika engkau melakukan dosa itu, mintalah ampunan kepada Allah dan bertaubatlah, karena Allah memaafkan hamba yang mengakui dosa dan bertaubat.”

Rasulullah mengucapkan kata-kata ini satu persatu dan lemah lembut. Tapi saat itu gunung-gunung seakan-akan jatuh membebani diriku. Seakan-akan aku terpuruk berat, seakan petir menyambar diriku.

Fitnah menerpa ibunda kaum Mukmin, Aisyah. Semua itu berawal dari kalung miliknya yang hilang. Orang munafik dan pembenci Islam lah pelakunya. Madinah pun dibakar api fitnah. Setiap orang saling curiga. Ketika situasi semakin memanas, Allah kemudian menurunkan wahyunya dan membebaskan Aisyah dari fitnah tersebut.

Novel ini menceritakan kisah perjalanan hidup seorang Humaira, dari dirinya masih kecil hingga setelah Rasulullah wafat. Kisah ini diceritakan dalam sudut pandang orang pertama, sehingga membuat kisah ini terasa lebih hidup.

Baca Juga : Review Buku "Menuju Baik Itu Baik"

Aisyah adalah ummul mukminin, ibunya kaum mukmin. Aisyah adalah putri Abu Bakar Ash Shiddiq, termasuk salah satu dari orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Novel ini terbagi menjadi lima bab yang disebut Lima Waktu Aisyah yang dirangkum dengan judul lima waktu shalat, yaitu Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. 






Subuh

Subuh Aisyah adalah masa kecil Aisyah. Abu Bakar adalah orang terpandang oleh kaumnya dan Aisyah sangat mencintai ayahnya. Baginya sang ayah adalah dunia, seluruhnya untuknya.

Dimasa kecil Aisyah juga adalah masa dimana risalah kerasulan diemban oleh Muhammad SAW. Abu Bakar mendengar hal tersebut dan langsung menyatakan keIslamannya.  Abu Bakar menjadi orang kedua yang berislam setelah Khadijah istri Rasulullah. Seluruh keluarganya mengikuti jejak ini kecuali kakek Aisyah yang bernama Abu Khuafa.

Aisyah memiliki seorang kakak perempuan sekaligus sahabatnya bernama Asma. Asma seorang yang bersifat keibuan bahkan sebelum dia menjadi ibu. Dengannya Aisyah merasa memiliki dua orang ibu selain Ummu Ruman ibu kandungnya. Asma adalah simbol pengertian, kesempurnaan, kelembutan, dan kewibawaan.


Zuhur

Zuhur adalah waktu siang, waktu di mana cobaan dan ujian, serta bukti-bukti kebenaran akan muncul. Sebelumnya rumah Aisyah ramai dikunjungi oleh tamu yang bahagia, namun saat mereka memeluk Islam, tamu yang datang adalah orang-orang yang menghadapi berbagai kesulitan. Mereka meninggalkan hal-hal yang berbau kemegahan dan hidup dengan sederhana. Ayahnya mengerahkan segala upaya untuk membebaskan budak-budak yang menyatakan keIslamannya dan mendapat siksaan dari tuannya. Salah satunya adalah Bilal. Bilal beserta teman-temannya yang bernasib sama menjadi tamu terhormat di kediaman Abu Bakar. Rumah mereka berubah menjadi rumah penyembuhan dimana Aisyah dan Asma berlaku seperti seorang perawat.

Ada lima jenis kegelapan wahai Aisyahku,” ucap ayah suatu hari. “Jika kau terlalu cinta dan terikat pada dunia, masalah itu layaknya kegelapan malam. Kehambaan dan ketakwaanmu semoga menjadi lilin yang menerangi kegelapan, wahai Humaira. Jika kau nyalakan lilin dengan bertobat, kau akan selamat dari siksaan dosa, wahai Putriku”

“Aisyah, kubur pun akan menjadi kegelapan. Kita perlu persiapan untuk menghadapinya. Mengucapkan kalimat syahadat adalah cahaya terang kubur, lilin kubur, wahai Putriku”


“Akhirat juga merupakan kegelapan yang tiada tara. Hanya dengan amal baik kau akan bisa menerangi alan itu. Pun dengan jembatan Shiratal Mustaqim, Aisyah. Jalan itu hanya bisa diterangi dengan iman yang mantap.”


Pada masa ini Rasulullah mempersunting Aisyah pada usianya yang keenam belas tahun. Dikatakan bahwa Aisyah adalah seseorang yang diperlihatkan dalam mimpi Rasulullah.


Ashar

Ashar adalah masa dimana dakwah mulai berkembang, perkembangan Islam pada periode Madinah, turunnya perintah puasa, juga waktu dimana dibangunnya penguatan Islam sebagai basis pemerintahan dan melawan pemberontakan. Beberapa peperangan yang dilalui umat muslim di antaranya Perang Badar yaitu dimana kaum muslimin yang jumlahnya sedikit namun berhasil meraih kemenangan, kemudian Perang Uhud yaitu dimana saat-saat ditimpanya ujian bagi kaum muslimin, kekalahan karena kelalaian dalam menaati komando, dan juga banyaknya orang-orang yang dicintai Rasulullah yang syahid dalam perang ini, juga perang khandaq.

Asal muasal turunnya Surah An-Nur ayat 11-20 yakni tentang kalung Aisyah yang hilang dan fitnah yang menyertainya. Dengan firman tersebut Allah membersihkan nama Aisyah.

Selain itu pernikahan Rasulullah dengan Ibunda Aisyah diceritakan dengan sangat romantis. Sosok Aisyah yang pencemburu juga tentang peran Aisyah yang cerdas, kritis, dan banyak terlontar pertanyaan seputar Islam maupun ajaran yang disampaikan Rasulullah pada umatnya.

Rasulullah tak pernah marah dengan pertanyaan-pertanyaanku maupun rasa ingin tahuku yang tak ada akhirnya.

“Ada satu hal yang aku ingin tahu ya Rasulullah…?”

“Apa itu Aisyah…?”

“Apa arti ayat ‘yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi lain dan demikian pula langit, dan mereka semuanya berkumpul menghadap kehadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa’. Begitu firman Allah dalam sebuah ayat al-Quran. Jika muka bumi dan langit tak akan sama dengan yang sekarang… pada hari itu di manakah manusia akan dikumpulkan?”

Rasulullah mengungkapkan kegembiraannya karena tak seorang pun yang bertanya seperti pertanyaan ini kepadanya sampai saat ini.

“Ya Aisyah… di hari itu manusia akan berada di Shirat…”

Aku mulai menangis. Rasulullah langsung bertanya apa yang terjadi pada diriku.

”Aku memikirkan akhirat. Apakah di hari-hari itu engkau masih akan ingat kepadat Ahli Bait dan keluargamu?”

Seketika itu wajahnya berubah serius. Rasulullah memberikan jawaban seakan-akan dia berada di momen itu.

“Aku bersumpah kepada Rabb-ku ada tiga keadaan yang seseorang tak bisa mengingat satu sama lain. Pertama, ketika amal-amal ibadah ditimbang, tanpa mengetahui apakah pahala atau dosa yang lebih berat. Kedua, ketika catatan amal dibagikan, tanpa mengetahui dari arah kanan atau kiri catatan itu dibagikan. Ketika, di jemabatan Shirat sampai ia melewatinya. Di tiga tempat itu manusia takkan kenal satu sama lain…”

Tangisku pun semakin bertambah keras mendengar jawaban itu. Rasulullah membelai rambutku lembut penuh kasih sayang.

Ketika Rasulullah terus membahas mengenai betapa sulit hari perhitungan, aku bertanya penasaran, “Ya Rasulullah, apakah Allah juga berfirman mengenai orang-orang yang dimudahkan di hari perhitungan?”

“Itu berhubungan dengan yang ditawarkan, bukan soal perhitungan. Yang hitungan amalannya sedikit, ia akan musnah…”


Ketika Rasulullah menjelaskan tentang kandungan surah At-Tahrim:

Suatu hari Rasulullah SAW ditanyai mengenai hak-hak anak dari seorang ayah. Beliau mengutip surah at-Tahrim ayat 6. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api nearaka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” Beliau melanjutkan, “Hak-hak seorang anak dari ayahnya aialah mengajari menulis dan membaca, berenang, dan memanah.”

Di suatu waktu yang berbeda Beliau berkata, “Hak seorang anak dari ayahnya ialah memberi nama yang bagus, mendidik adat, dan sopan santun. Ketika sudah baligh, menikahkannya dan mengajarinya membaca Kitab.”

“Kalian semua adalah penggembala,” ucapnya kepada orang-orang. “Kalian bertanggung jawab atas apa yang kalian gembalakan.”


 
Maghrib

Maghrib merupakan masa dimana kaum muslimin di Madinah semakin menguat. Pemerintahan Islam berpusat di Madinah dan perlahan meluas ke seluruh wilayah sekitarnya. Rasulullah juga mengutus sahabat-sahabatnya untuk melakukan ekspansi dan melaksanakan misi dakwah penyebaran Islam. Peristiwa yang penting lainnya dimasa ini adalah Ibadah Haji Wada' yang dilaksanakan oleh Rasulullah,  Khotbah terakhir yang dilakukan Rasulullah, serta tanda-tanda kematiannya yang sudah dekat hingga dijemput maut dalam pangkuan Aisyah. Juga diceritakan tentang para Ahli Bait, yaitu istri-istri Rasulullah.


Isya

Isya adalah masa dimana sepulang Rasulullah ke haribaan Allah SWT. Beberapa peristiwa terjadi seperti perpindahan tampuk kepemimpinan semasa Rasulullah. Abu Bakar menjadi khalifah, setelah Beliau wafat kemudian digantikan dengan Umar ibn Khathab. Lalu beralih pada Utsman bin Affan. Dan dilanjutkan oleh Ali  bin Abi Thalib.

***


Review dari aku : Novel ini bagus banget, sangat menginspirasi kita sebagai Wanita. Membacanya membuat kita merasa dekat dengan Rasulullah dan Ibunda Aisyah. Menurutku banyak pengetahuan yang didapat dengan membaca novel ini. Kita bisa meneladani sifat Ibunda Aisyah yang penyayang dan penyabar dalam menghadapi segala cobaan dari Allah. Juga meneladani Ibunda Aisyah bagaimana menjadi istri yang baik untuk Rasulullah.

Sekian review novel “Aisyah (ra) – Wanita yang Hadir dalam Mimpi Rasulullah”. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Love,


Komentar