Tugu Kilometer Nol Indonesia - Sabang


Assalamualaikum

Hai readers… Apa kabar ? Gimana puasanya lancarkan ? Kali ini aku mau share pengalaman aku saat berwisata ke Pulau Weh, Sabang. Pasti semua udah pada tau kan kalau di Sabang itu terdapat Tugu Kilometer Nol Indonesia. Yup belum lengkap rasanya kalau ke Sabang nggak ke Tugu Kilometer Nol Indonesia ini. Sabang menjadi garda terdepan di sebelah barat Indonesia sehingga membuat Sabang menjadi spesial.

 
Tugu Kilometer Nol Indonesia - Sabang (28 April 2019)


Sepenggal lagu ciptaan R.Soeharjo, dengan judul asli "Dari Barat Sampai ke Timur" kemudian diubah oleh Presiden Soekarno menjadi "Dari Sabang Sampai Merauke" pada 6 Mei 1963, "Dari Sabang sampai Merauke... berjajar pulau-pulau... sambung menyambung menjadi satu... itulah Indonesia... Indonesia tanah airku... aku berjanji padamu... menjunjung tanah airku... tanah airku Indonnesia". Sabang dan Merauke merupakan dua kota di ujung paling barat dan paling timur Indonesia yang sama-sama memiliki tugu Kilometer Nol.

Bila kita simak lirik lagu wajib tersebut, sarat dengan pesan persatuan, agar dari pulau yang satu mendukung pulau yang lain baik secara ekonomi maupun sosial budaya, pertahanan dan keamanan, yang menimbulkan rasa korsa kenusantaraan.

Tugu Nol Kilometer Indonesia atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol merupakan sebuah penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Tugu ini nggak hanya menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Indonesia tapi juga menjadi obyek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Tugu Nol Kilometer Indonesia adalah tugu dengan letak geografis yang berada pada Garis Lintang 05° 54' 21.42" LU dan Garis Bujur 95° 13' 00.50" BT. Penentuan posisi geografis ini diukur oleh pakar BPP Teknologi dengan menerapkan teknologi satelit Global Positioning System (GPS).

Tugu Kilometer Nol Indonesia - Sabang

Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29 kilometer atau sekitar 40 menit berkendara.

"Fakta Tugu 0 Kilometer Indonesia, sebenarnya Tugu 0 Kilometer tidak dipancangkan persis di garis terluar sisi barat wilayah Indonesia. Masih ada pulau di sisi paling barat Indonesia yaitu Pulau Lhee Blah, Rondo, berupa pulau kecil di sebelah barat Pulau Breuh. Kemungkinan agar lebih mudah di akses, oleh karena itu Titik 0 Kilometer di tempatkan di Sabang. Namun, apa pun itu mari sama-sama menikmati, menjaga, melestarikan kedaulatan NKRI bersama-sama, dari Sabang sampai Marauke. " tulis Instagram @indoflashlight, dikutip Sabtu (21/7/2018).


Tugu ini memiliki ketinggian bangunan sekitar 22,5 meter, namun menurut prasasti yang ada di tugu ketinggian bangunan mencapai 43,6 meter dari atas permukaan laut. Tugu Kilometer Nol berbentuk lingkaran berjeruji. Bagian tugu dicat putih dan bagian atas lingkaran menyempit seperti mata bor. Puncak tugu ini terdapat patung burung Garuda menggenggam angka nol dilengkapi prasasti marmer hitam yang menunjukkan posisi geografisnya.

Tugu Kilometer Nol Indonesia - Sabang

Sedangkan desain dari tugu sendiri memiliki beberapa filosofi, seperti empat pilar yang menjadi penyangga merupakan simbol batas-batas negara yaitu Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote. Sedangkan lingkaran besar yang ada di Tugu Kilometer Nol merupakan analogi dari angka 0. Ditemukan juga senjata rencong di tugu, yang menjadi simbol bahwa Aceh juga turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, juga terdapat ornamen berbentuk segi delapan yang menggambarkan landasan ajaran Islam, kebudayaan Aceh dan Nusantara dalam lingkup yang luas sesuai 8 penjuru mata angin.

Di lantai pertama monumen terdapat sebuah pilar bulat dan terdapat prasasti peresmian tugu yang ditandatangani Wakil Presiden, Try Sutrisno, pada 9 September 1997.

Di lantai kedua terdapat beton persegi empat dimana tertempel dua prasasti yaitu prasasti pertama ditandatangani Menteri Riset dan Teknologi BJ. Habibie 24 September 1997. Dalam prasasti itu bertuliskan penetapan posisi geografis Indonesia diukur pakar BPP Teknologi dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS). Di puncak monumen berdiri tegak patung Garuda Pancasila mencengkram angka nol dengan kakinya.

Tugu Kilometer Nol di Sabang memiliki kembaran, yaitu di Merauke, tepatnya di Distrik Sota, Kabupaten Merauke, sekira 75 kilometer dari pusat Kota Merauke dan tiga kilometer dari Tugu perbatasan,

Ketika berkunjung ke Tugu Kilometer Nol Kota Sabang, kita juga bisa naik keatas karena telah dibangun tangga dibadan tugu. Saat berada di atas tugu, kita bisa melihat pemandangan alam Pulau Weh yang menyajikan hamparan lautan luas, serta perbukitan hijau. Dari bagian depan tugu ini, tepatnya di seberang jalan, kita bisa melihat pemandangan menakjubkan dari Selat Malaka dan tebing di pinggiran Pulau Weh.

Pemandangan Selat Malaka Dari Atas Tugu Kilometer Nol - Sabang

Pemandangan Selat Malaka Dari Pinggiran Tebing Pulau Weh, Berada Di Depan Tugu Kilometer Nol Indonesia
(Berada Di Point View yang telah disediakan)
 
Pemandangan Selat Malaka Dari Pinggiran Tebing Pulau Weh, Berada Di Depan Tugu Kilometer Nol Indonesia
(Berada Di Point View yang telah disediakan)




Perjalanan yang Harus Ditempuh Ke Tugu Kilometer Nol Sabang

Bila kita ingin mengunjungi tugu maka langsung menuju ke kota Banda Aceh. Sampai di kota Banda Aceh, kita langsung melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Ulee Lheue. Sampai di pelabuhan kita harus naik kapal feri dengan tujuan Pulau Weh. Biasanya kapal feri ini selalu stay disana untuk mengangkut penumpang (ada waktu tertentu untuk keberangkatannya). Perjalanan dengan kapal feri memakan waktu selama 45 menit.

Setelah sampai di Pulau Weh di Pelabuhan Balohan, kemudian lanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan kendaraan umum yang berada disana menuju wisata Tugu Kilometer Nol Sabang. Perjalanan dari pelabuhan ke tugu memakan waktu kurang lebih satu jam.

Selama perjalanan dari Kota Sabang menuju ke tugu ini, kita akan disuguhi keindahan alam Pulau Weh. Di sisi kanan berupa hutan perbukitan yang nampak hijau dengan vegetasi yang rapat. Sedangkan sisi kiri terlihat deretan pantai-pantai indah nan eksotis dan beberapa pulau yang bakal membuat takjub mata yang melihatnya. Jalan menuju Tugu Kilometer Nol juga berkelok-kelok tajam dan menanjak jadi kita harus berhati-hati saat berkendara.

Pemandangan Di Pinggir Jalan Menuju Tugu Kilometer Nol Indonesia

Sepanjang perjalanan terkadang kita masih dapat menemukan hewan-hewan liar seperti ular, kera, anjing dan babi hutan yang masih bebas berkeliaran. Di sisi kiri jalan, kita akan melintasi pos Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU yang menjadi garda terdepan pertahanan NKRI di perbatasan. Disepanjang jalan pintu masuk menuju tugu Kilometer Nol Indonesia banyak terdapat stand-stand orang berjualan souvenir khas Aceh, juga banyak terdapat orang berjualan makanan dan minuman, seperti air kelapa muda, rujak khas Aceh, dan masih banyak lagi makanan dan minuman lain, jadi setelah kita jalan-jalan dan berfoto ria kita bisa istirahat sambil menikmati makanan dan minuman, dan menikmati indahnya lautan di sepanjang pinggiran tebing Pulau Weh.


Pemandangan Dari Stand Penjual Makanan dan Minuman Di Pinggiran Tebing Pulau Weh


Sekian share pengalaman aku saat berwisata ke Tugu Kilometer Nol Sabang. Semoga bermanfaat.

Love,


Komentar