Review Novel Inspirasi "Khadijah - Ketika Rahasia Mim Tersingkap"


Assalamualaikum

Hai readers...
Kali ini aku akan review novel yang dapat menginspirasi kita semua. Novel “Khadijah - Ketika Rahasia Mim Tersingkap” merupakan salah satu novel serial 4 wanita penghuni surga dan merupakan novel islami serta novel best seller dunia hingga saat ini.



Judul              : Khadijah - Ketika Rahasia Mim Tersingkap
Pengarang      : Sibel Eraslan
Penerjemah   : Ahmad Saefudin, Hyunisa Rahmanadia, Erwin Putra             
Penerbit          : Kaysa Media
Edisi                : C/33/II/2013
Tebal               : 388 halaman + xxxi
ISBN               : 978-979-1479-63-9



Novel ini merupakan novel terjemahan yang menceritakan tentang biografi dari Khadijah binti Khuwaylid yang merupakan istri pertama Rasulullah Muhammad SAW mulai dari saat beliau masih kecil hingga beliau menemui ajal menghadap Allah SWT.  Novel ini sangat recommended buat dibaca.

Novel ini menceritakan gambaran cinta dan kasih sayang Khadijah kepada Rasulullah SAW mulai dari awal pertemuan dengan Rasulullah sampai akhir hayat beliau. Khadijah senantiasa selalu setia menjadi pendamping Rasulullah dalam keadaan apapun.

Novel ini diawali oleh kisah ibunda Hajar istri dari nabi Ibrahim bersama anaknya Nabi Ismail yang saat itu masih bayi yang harus berjuang diteriknya matahari di tengah-tengah bukit padang pasir yaitu Bukit Safa dan Marwah untuk memenuhi ujian dari Allah SWT sampai cerita munculnya sumur Zamzam. Setelah Nabi Ismail dewasa, beliau bersama ayahnya Nabi Ibrahim membangun Ka’bah. Beberapa tahun kemudian datanglah pasukan gajah yang ingin menghancurkan Ka’bah tapi tidak berhasil karena kuasa Allah SWT.

Baca Juga : Review Novel "Aisyah (ra) - Wanita yang Hadir di Mimpi Rasulullah" 

Setelah kisah ibunda Hajar berlanjut ke kisah Khadijah binti Khuwaylid yang merupakan wanita terpandang di Mekkah. Novel ini banyak mengandung puisi, kalimat, syair yang indah dari penulis dalam mendeskripsikan Khadijah. Selain menceritakan tokoh Khadijah, orang-orang terdekat Khadijah seperti Maisaroh (sahabatnya), Waraqah (pamannya), Berenis, Dujayah, Zainab, Fatimah, dan semua nama anak-anak dari Khadijah juga diceritakan. 

Kisah kebersamaan Khadijah dengan Nabi Muhammad diawali dengan pertemuan saat Khadijah meminta bantuan seorang pedagang untuk membantunya dalam berdagang dan Muhammad SAW lah yang terpilih. Sebelum pertemuan itu Khadijah melalui hari-hari yang sulit karena kesepian hingga akhirnya ia bermimpi yang membuat hatinya merasa gundah. Kemudian ia menemui pamannya Waraqah dan menafsirkan mimpi tersebut bahwa ia akan menikah dengan nabi terakhir.

Dari cara penyampaian kalimat dalam novel ini kita bisa membayangkan bagaimana besar rasa cinta Khadijah terhadap Rasulullah ketika Rasulullah melakukan perjalanan dagang berbulan-bulan dan Khadijah sangat merindukan sekaligus menghawatirkan Rasulullah. Setelah itu dikisahkan juga perjuangan Khadijah dalam membantu Rasulullah SAW berdakwah setelah memperoleh wahyu.

Bunda Khadijah yang penuh cinta dan kasih sayang sangat memotivasi kita semua khususnya kaum wanita. Bunda Khadijah mengajarkan kita hidup penuh dengan pengorbanan, perjuangan serta harus diiringi dengan kesabaran. Keindahan hidupnya, lembut tutur katanya, dan baktinya kepada Rasulullah SAW sangat menjadi teladan dan inspirasi untuk kita semua.

Bagian atau kalimat-kalimat yang sangat menyentuh hati.

Dalam BAB “Pertemuan”

“Saat itulah hatinya berdebar-debar dalam seketika. Sungguh kilauan cahaya yang terpancar dari dalam diri pemuda itu telah membawa Khadijah pada kesyahduan, kegembiraan tersendiri. Seolah kilau cahaya itu telah telah menjadi awan dan terbang memayungi atap rumahnya. Demikianlah suasana hatinya menjadi teduh, tenang dalam seketika. Ia medapati awan bergerak memayungi seorang pemuda dari kerabatnya. Dua orang malaikat selalu mengiringi jalannya.”

Dalam BAB “Rahasia Mim”

“Demikian pula saat menantikan kedatangan seorang pemuda yang melakukan perjalanan dagang dari tempat yang sangat jauh. Ia menuliskan huruf “mim” di udara. Seolah-olah garis-garis di udara tampak seperti sebuah rerimbunan pulau yang menghijau. Bagai mentari atau bintang-bintang di angkasa; seperti rahasia yang kemudian menggambarkan mata kekasihnya.”

Dalam BAB “Penantian”

“Khadijah menunggu di balkon lantai atas rumahnya. Ia terus menatap ke kejauhan, berharap segera datang seseorang yang telah lama dinantikan.”

Dalam BAB “Pernikahan”

“Ya kaum Quraisy, jadilah saksi. Saya adalah Waraqah bin Naufal. Dengan mahar 400 dinar, dua belas ukiyah dan satu nashiyah emas, serta 20 unta muda, saya nikahkan Khadijah binti Khuwaylid dengan Muhammad binti Abdullah.”

Mim, simbol kasih sayang Allah
Mim, suatu harta karun tersembunyi yang diidamkan
Huruf Mim adalah bukti kasih sayang Allah
Allah adalah Awal dan Akhir, awal dan akhir segalanya. Salah satu sifat Allah adalah selalu melanjutkan apa yang Dia kerjakan tanpa ada halangan.
Oleh karena itu, orang yang disebut sebagai kekasihNya adalah kekasih abadiNya.
Dan sekarang, Allah Yang Maha Besar memberikan rumah yang penuh berisikan kasih sayang seorang wanita kepada kekasihNya.
Allah memilih Khadijah sebagai tempat dan penghias segel. Khadijah adalah “Pelindung Segel”.
Maka pahamilah mengapa bentuk huruf “Kha” mengingatkan kita pada atap rumah !
Dan mengapa tangan huruf Kha terbuka menghadap langit, pahamilah ini semua, bukalah hati nuranimu dan lihatlah tangan huruf “Kha”
Kamu akan menemukan tangan-tangan kasih sayang Khadijah yang ditugaskan untuk melindungi kekasih Allah.
Khadijah bukan hanya sepasang mata kasih sayang.
Khadijah adalah dasar sungai.
Bukan hanya lambang bendera.
Khadijah juga berarti “tangan-tangan”.
Tangan-tangan wanita yang diberi amanah berupa Kekasih Allah, tangan-tangan kasih sayang.
Rumah kasih sayang.
Atap wahyu.
Idaman di sekelilingnya.
Sumurnya Zamzam.
Sahabat setia hidup.
Tiram mutiara.
Kotak harta karun
Baju hangat kekasihnya.
Khadijah, cincin yang sempurna dan tak bersudut.
Khadijah, nama pemilik yang selalu berbagi.
Khadijah, pintu kasih sayang, tempat untuk kekasihnya.
Khadijah, alam semesta yang diciptakanNya.
Khadijah memanjang sampai ke langit.
Khadijah, tempat berteduh untuk huruf Mim.
Mimpi Khadijah menjadi kenyataan.
Matahari terbit dari rumahnya.
Rumah yang berada diantara bukit Safa dengan Marwa dan tepat di belakang pasar yang didirikan para penggembala adalah Rumah KekasihNya yang akan menjadi nabi terakhir.


Dalam BAB “Hikayat Sebuah Kendi”

“Untuk meredakan jiwa yang terselimuti kecemasan, Khadijah keluar menuju balkon. Dirinya sudah tak peduli dengan guyuran hujan. Kalau memang orang yang dia cintai tenggelam terbawa arus banjir dalam deras hujan yang seperti gelas penuh air ketika ditumpahkan, mengapa ia harus duduk ditempat yang nyaman dan hangat.”

Dalam BAB “Melihat Apa yang Tidak Terlihat”

“”Rumah Khadijah seperti surga.” ucap para budak dan pelayan. Semua berlomba untuk bekerja di rumahnya. Meskipun berjumlah banyak atau sedikit, Khadijah tak pernah berlaku buruk terhadap wanita hamil, para budak, dan para pelayannya. Dia menghormati hak seseorang. Bahkan, dia kerap memerdekakan atau menikahkan mereka.”

Dalam BAB “Mendaki Gunung Hira”

“Ketika mendaki gunung Hira, Rasulullah kadang berada di depan, kadang di samping atau mengenggam tangannya. Namun, sekali lagi tanpa mengucapkan satu kata. Diam... Mereka menemukan bahasa baru selama melakukan pendakian. Bahasa itu tidak memiliki suara dan huruf. Kekuatan hati dan cinta menjauhkan mereka dari bahasa dan bicara. Kehidupan mereka telah saling terbuka secara langsung. Merasakan cinta tanpa perlu ada tanggung jawab atas kata, beban kalimat, dan rangkaian huruf. Seperti perempuan lain, Khadijah tentu ingin mendengarkan apa yang dia cintai, sukai dan akui. Namun, Gunung Hira mengajarkan sesuatu yang berbeda tentang cinta. Merasakan daripada mendengarkan. Saling memandang daripada berbicara.”

“Pada saat suaminya mendaki, Khadijah sendiri atau pembantunya mengawasi Rasulullah untuk mengontrol kesehatan dan kebutuhannya. Ketika beberapa kali tidak sabar menunggu, Khadijah akan pergi sendiri secara sembunyi-sembunyi. Dia tinggal diantara lubang gunung yang tak jauh dari gua tempat suaminya berada. Dia tidak pernah meninggalkan Rasulullah sendirian”

Dalam BAB “Kisah Padang Pasir”

“”Sad merupakan sebuah Laut Cinta. Seluruh rasa cinta berusaha untuk bisa sampai di pesisirnya. Siang dan malam mereka berjalan untuk menemukannya. Kekasihnyalah yang membuat siang dan malam tercampur Laut Sad. Untuk bisa tiba di Laut Sad, orang-orang harus bisa melebihi rasa cinta kepadaNya dibandingkan dengan rasa cinta kita kepada orang-orang yang kita cintai. Dan seperti kata-kata yang indah itu.” Ucap Khadijah.”

Dalam BAB "Wudhu Pertama"
"Jika kedua orang saling mencintai karena Allah, pasti yang ketiga adalah Ar-Rahman"

Dalam BAB “Menggantikan Tujuh Puisi”

“Khadijah adalah pakaian para dermawan. Saat tak ada seorang pun mempercayai Rasulullah, ia percaya. Saat tak ada satu pun manusia mendukungnya, ia mendermakan seluruh harta yang dimiliki. Saat semua orang menutup pintunya, wanita suci itu menjadi rumah bagi Rasulullah, juga bagi seluruh kaum muslimin.”

Suatu hari, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca seraya bersabda kepada para sahabat disekitarnya :

“Allah tidak pernah memberikanku wanita yang lebih mulia daripada Khadijah. Disaat manusia tidak percaya, dia sendiri yang percaya. Ketika semua orang mendustakan diriku, dia sendiri yang menerimaku. Ketika manusia berlarian dariku, ia melindungiku, baik ketika ada maupun tiada..
Dan..
Allah mengaruniakiku putra-putri bukan dari yang lain, melainkan darinya”


Sekian review novel “Khadijah - Ketika Rahasia Mim Tersingkap" dari aku.
Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi kita semua.

Thanks for reading.

Komentar